RINGKASAN
ISI
• Pengertian paragraf atau alinea
Paragraf
atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Paragraf atau alinea biasanya dibuat di baris
baru dengan 5 spasi, sehingga tulisannya terlihat menjorok ke dalam.
Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan yaitu kesatuan dan kepaduan. Kesatuan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan. Kepaduan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung
gagasan tunggal paragraf,Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih
luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf.Pada umumnya
alinea terdiri atas lebih dari satu kalimat. Atau dapat dikatakan bahwa alinea
pada umumnya terdiri atas beberapa kalimat.
• Struktur paragraf
Paragraf
terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok
alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk
menjelaskan atau mendukung ide utama.
• Syarat-syarat paragraf
1.
Kohesif
(Kepaduan Bentuk), tipe ini mengandung satu topik atau gagasan pokok dan tidak
boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau
gagasan tersebut.
2.
Koheren
(kepaduan makna), adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan
kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia.
• Jenis
Paragraf Berdasarkan Posisi Kalimat Topik :
a.
Paragraf
Deduksi, Paragraf deduksi selalu mempunyai pikiran utama yang
dinyatakan dalam kalimat utama yang terletak di awal paragraf.
b.
Paragraf
Induksi, paragraf ini selalu mempunyai pikiran utama yang dinyatakan
dalam kalimatutama yang terletak di akhir paragraf.
c.
Paragraf Campuran, merupakan gabungan paragraf
deduksi dan paragraf induksi, sehingga paragraf ini mempunyai pikiran utama
yang dinyatakan dalam kalimat utama yang terletak di awal dan di akhir
paragraf.
• Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya :
a.
Paragraf
Narasi, paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian
rupa sehingga pembaca seolalah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan
itu.
b.
Paragraf
Deskripsi, adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan
terperinci.
c.
Paragraf
Eksposisi, adalah paragraf yang
memaparkan suatu hal atau objek.
d.
Paragraf
Argumentasi, adalah paragraf yang
bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan data/fakta sebagai alasan
PARAGRAF
ATAU ALINEA
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Umumnya kesulitan pertama
membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam
bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu
kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam
kalimat lain yang membentuk paragraf, paragraf merupakan sebuah karangan yang
membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan.
Dalam membuat suatu paragraf
kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf.
Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan antara paragraf yang
lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan
kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat.Disini
kita di tuntut agar mampu membuat suatu paragraf dengan baik dan benar sesuai
dengan kaedah-kaedahnya.
B. Rumusan Masalah
·
Pengertian
paragraf atau alinea.
·
Bagaimana
struktur paragraf?
·
Bagaimana
syarat-syarat paragraf yang baik?
·
Jenis-jenis
paragraf.
C. Tujuan
yang akan dicapai dalam penulisan makalah:
·
Menjelaskan
pengertian paragraf
·
Menjelaskan
bagaimana struktur paragraf
·
Menjelaskan
bagaimana syarat-syarat paragraf yang baik
·
Menjelaskan
jenis-jenis paragraph
D. Manfaat
penulisan
·
Meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang pengertian paragraf
·
Meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang struktur paragraf
·
Meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang syarat-syarat paragraf yang baik
·
Meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang jenis-jenis paragraf
II. PEMBAHASAN
A. Paragraf
Paragraf
adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat. Paragraf biasanya dibuat di baris baru dengan 5 spasi, sehingga
tulisannya terlihat menjorok ke dalam. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat
kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan
kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu
gagasan. Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling
berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Paragraf
diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari
satu paragraf. Jadi tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Fungsi paragraf, adalah sebagai berikut
ini:
- Yang pertama mengekspresikan gagasan yang tertulis dengan memberikan bentuk suatu pikiran dan juga perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
- Yang kedua untuk menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran juga.
- Yang ketiga untuk memudahkan pengorganisasian gagasan bagi yang menulis dan memudahkan pemahaman bagi yang mbacanya.
- Yang keempat memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan unit pikiran yang lebih kecil.
- Yang kelima untuk memudahkan pengendalian variable, terutama pada karangan yang terdiri dari beberapa variabel.
Ciri-ciri paragraf, diantaranya sebagai
berikut ini:
- Yang pertama kalimat pertamanya bertakuk/letaknya agak dalaman, ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan yang biasa.
- Lalu yang kedua paragraf memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
- Yang ketiga setiap paragraf memakai sebuah kalimat topik dan juga selebihnya merupakan kalimat pengembang yang mempunyai fungsi menjelaskan, menguraikan ataupun menerangkan pikiran utama yang terdapat dalam kalimat topik.
- Dan yang keempat paragraf memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat tersebut berisi mengenai detail-detail kalimat topik. Paragraf bukanlah kumpulan kalimat topik. Paragraf hanya berisikan satu kalimat topik dan juga beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi mengenai detail yang sangat spesifik serta tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.
Fungsi paragraf, adalah sebagai berikut
ini:
- Yang pertama mengekspresikan gagasan yang tertulis dengan memberikan bentuk suatu pikiran dan juga perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
- Yang kedua untuk menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran juga.
- Yang ketiga untuk memudahkan pengorganisasian gagasan bagi yang menulis dan memudahkan pemahaman bagi yang mbacanya.
- Yang keempat memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan unit pikiran yang lebih kecil.
- Yang kelima untuk memudahkan pengendalian variable, terutama pada karangan yang terdiri dari beberapa variabel.
Struktur paragraf
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau
kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik
merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas
atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama.
Ciri kalimat topik
:
a.
Mengandung
permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut
b.
Mengandung
kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
c.
Mempunyai
arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
d.
Dapat
dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
Ciri kalimat
pendukung :
a.
Sering
merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
b.
Arti
kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea
c.
Pembentukannya
sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat
transisi
d.
Isinya
berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung
kalimat topik
Jenis-jenis Paragraf
1.
Jenis
Paragraf Berdasarkan Posisi Kalimat Topik
a.
Paragraf
Deduksi
Paragraf deduksi selalu mempunyai
pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat utama yang
terletak di awal paragraf. Kalimat utama yang terletak di awal paragraf itu
merupakan kalimat pernyataan penting. Kalimat-kalimat berikutnya di dalam
paragraf merupakan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi dalam menjelaskan
pikiran utama yang tampak pada kalimat utama.
b.
Paragraf
Induksi
Paragraf Induksi selalu mempunyai pikiran
utama yang dinyatakan dalam kalimatutama yang terletak di akhir paragraf.
Kalimat ini merupakan kalimat pernyataan penting atau merupakan kalimat-kalimat
penjelas yang berisi pelajaran yang mendukung pikiran utama yang dinyatakan
dalam kalimat utama.
c.
Paragraf
Campuran
Paragraf campuran merupakan gabungan
paragraf deduksi dan paragraf induksi, sehingga paragraf ini mempunyai pikiran
utama yang dinyatakan dalam kalimat utama yang terletak di awal dan di akhir
paragraf. Kalimat utama pada akhir paragraf merupakan pengulangan kembali
kalimat utama pada awal paragraf. Sedangkan kalimat-kalimat lainnya
di dalam paragraf merupakan kalimat penjelas.
2.
Jenis
Paragraf Menurut Sifat Isinya
a.
Paragraf
Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf
yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga
pembaca seolalah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu. Dalam
paragraf narasi terdapat tiga unsure utama yakni tokoh-tokoh,kejadian, dan
latar atau ruang dan waktu.
Contoh:
Sebagai seorang wartawan budaya, Herlita
memang ditugaskan untuk meliput pameran patung-patung dari Ganje, sebuah kota
di Irian Barat Laut yang letaknya tidak jauh dari kota Bakau, bekas wilayah
Azerbaijan,Soviet. Herlita telah lama mendengar bahwa patung-patung dari Ganje
banyak memendam hal-hal ajaib dan mengandung unsur-unsur magis. Misalnya saja,
Herlita tahu bahwa menurut legenda, patung-patung dari Ganje tidak dibuat oleh
tangan manusia tapi oleh angin yang mengabulkan permintaan batu-batu untuk
membuatnya lebih berbentuk.
b.
Paragraf
Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf
yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci.
Contoh:
Pada malam hari, pemandangan rumah terihat
begitu eksotis. Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul daru seluruh penjuru
rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat
bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang bersinar menmbah
kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah.
c.
Paragraf
Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang
memaparkan suatu hal atau objek.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar
tradisiona lmengeluhkan dampak pemberitaanmengenai impor daging illegal. Sebab,
hamper seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen.
Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini kian melejit
sehingga harganya meningkat.
d.
Paragraf
Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang
bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan data/fakta sebagai
alasan.
Contoh:
Mengembangkan hubungan positif dengan orang
lain sebenarnya bertujuan pada satu hal : Anda harus menjadi seorang pengamat
manusia. Bila anda benar-benar mampu mengerti manusia atau orang, tahu akan
ketakutan, harapan, impian mereka, maka anda akan memiliki kemampuan
mengembangkan hubungan tersebut. Bicaralah dengan orang-orang. Dengarkanlah
keinginan hati mereka. Tentu saja anda harus membaca buku dan mendengarkan pita
kaset--raihlah apa yang anda peroleh dari kebijakan orang lain namun jangan
abaikan bergaul dengan orang lain dan pelajarilah tabiat mereka. Ini adlah satu
gaya hidup yang harus dikembangkan, bukan satu studi ilmiah.
B. Alinea
Pengertian
Alinea
Alinea adalah satuan bentuk bahasa yang
biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Alinea diperlukan untuk
mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat dari sudut pandang komposisi, alinea
sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab karangan formal
yang sederhana boleh saja hanya terdiri atas satu alinea. Jadi, tanpa kemampuan
menyusun alinea tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Macam-Macam Alinea
Macam-macam alinea itu ada tiga yaitu :
1. Alinea Pembuka
Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.
Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.
2. Alinea Isi
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.
3. Alinea Penutup
Alinea penutup merupakan alinea-alinea yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau karangan. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.
Untuk menciptakan sebuah wacana atau karangan yang baik diperlukan ketiga aspek tersebut agar para pembaca dapat membaca dan mengerti arti dari wacana atau karangan yang kita buat. Selain itu kita harus membaca terlebih dahulu wacana atau karangan yang kita buat agar kita tahu dimana letak kesalahan kita supaya kita dapat memperbaiki tau merevisi karangan kita sebelum dibaca oleh banyak orang.
Syarat-syarat alinea
1.
Kohesif
(Kepaduan Bentuk)
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan
pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau
topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada
unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan
tersebut. Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia
itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
Contoh:
Pada masa orde baru, masyarakat dan media
massa tidak bebas manyampaikan dan menerima informasi secara terbuka. Dalam
kurun waktu yang cukup panjang dan membosankan itu, banyak sekali pemberedelan
pers, pencabutan SIT, dan pembatalan SIUPP sebagai wujud budaya komunikasi
politik yang memakai mode top-down itu.
2.
Koheren
(kepaduan makna)
Syarat kedua
yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni
adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara
satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang
memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan
yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan
pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koheren,
termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula
secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta
selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan
mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan
atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu
penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
Contoh:
Pohon anggur, di samping buahnya yang
digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan
pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya, lalu tumbuk sampai
halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai
mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin, baru
kita gunakan untuk memebersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan
kelihatan bersih dan ber seri-seri.
Macam dan Cara Menempatkan Kalimat Topik
Ada empat jenis kesalahan yang sering
dijumpai dalam merumuskan kalimat topik. Pertama, rumusan kalimat topik yang
berupa pernyataan topik atau masalah yang akan dibicarakan. Rumusan itu berujud
pengumuman tentang masalah yang dibahas dalam paragraf. Contoh rumusan ini
tampak seperti di bawah ini.
1.
Di bawah
ini dibahas penyebab demoralisasi.
2.
Pada
bagian ini akan dibicarakan gelombang kriminal di lota besar.
3.
Generasi
bayi tabung merupakan pokok masalah yang akan disajikan pada bagian ini.
4.
Bagian ini
menguraikan masalah debirokratisasi di negara-negara berkembang.
Contoh-contoh kalimat di atas merupakan
contoh yang berupa pernyataan topik. Kalimat topik semacam itu hendaknya diubah
dengan memberi pembatas yang sesuai. Kalimat topik yang demikian tidak banyak
membantu dalam memilih kalimat penjelas.
Kedua, kalimat topik terlalu luas.Kalimat
topik yang luas itu sangat cocok sebagai rumusan tesis sebuah karangan. Rumusan
kalimat topik paragraf yang terlalu luas akan mempersulit dalam mempertahankan
keutuhan paragraf. Selain itu, kalimat topik yang demikian itu juga mempersulit
dalam mencari ide penjelasnya, karena memerlukan penjelas yang tidak sedikit.
Contoh rumusan kalimat topik yang terlalu luas itu dapat dilihat di bawah ini.
1.
Kriminal
merupakan masalah utama di kota besar.
2.
Generasi
bayi tabung mampu mengubah sejarah kemanusiaan.
3.
Orang
tuaku berpengaruh besar dalam seluruh kehidupanku.
4.
Pembaharuan
politik Indonesia yang dilakukan pemerintah tidak disetujui DPR.
Rumusan kalimat topik seperti di atas terlalu
luas bila untuk menulis paragraf. Rumusan kalimat itu sangat cocok untuk
menulis karangan besar, misalnya buku atau artikel. Oleh sebab itu, kalimat
topik yang demikian itu hendaknya dihindari dalam paragraf.
Ketiga, rumusan kalimat topik terlalu
sempit. Kalimat topik yang terlalu sempit tidak memberi kesempatan untuk
memberi ruang gerak dalam memilih ide penjelas. Akibatnya, tidak ada ide
penjelas yang dapat mendukung ide pokoknya. Kalimat topik itu akan berdiri
sendiri tanpa kalimat pendukung. Kalimat topik yang demikian itu sering
dikatakan berakhir dengan kematian. Artinya, kalimat topik itu sudah tidak
mungkin diterangkan lagi. Rumusan kalimat topik yang sempit itu seperti contoh
di bawah ini.
1.
Orang
tuaku hanya mempunyai seorang anak.
2.
Baju yang
kupakai merah muda.
3.
Kucingku
berwarna hitam.
4.
Aku
kemarin membaca buku Sejarah Indonesia.
Rumusan kalimat topik yang demikian itu
termasuk rumusan yang terlalu sempit. Kalimat topik yang demikian itu terlalu
khusus, sehingga tidak ada penjelas yang perlu menjelaskannya. Oleh sebab itu,
kalimat topik yang demikian itu harus dihindari, agar paragraf tidak berakhir
dengan kematian penjelas.
Keempat, rumusan kalimat topik kabur.
Rumusan yang kabur dapat menimbulkan bermacam-macam tafsiran makna. Rumusan
kalimat topik yang kabur biasanya menampilkan dua hal atau lebih yang
bertentangan (kontroversial). Karena bertentangan itulah rumusan itu dapat
menimbulkan berbagai masalah. Contoh rumusan yang demikian itu dapat diperiksa
di bawah ini.
1.
Bayi
tabung mempunyai banyak keuntungan, tetapi dapat mendatangkan banyak masalah.
2.
Orang
tuaku sering membantu dalam memecahkan masalah studiku, meskipun aku tak
mengharapkannya.
3.
Pencurian
sepeda motor merupakan tantangan polisi, tetapi polisi banyak memperoleh
keuntungan.
Rumusan kalimat topik di atas kabur. Dalam kalimat itu terdapat dua hal yang bertentangan, sehingga tidak memperlihatkan adanya fokus pembicaraan. Sebaliknya, pertentangan itu tidak dirumuskan dalam kalimat topik.
Rumusan kalimat topik di atas kabur. Dalam kalimat itu terdapat dua hal yang bertentangan, sehingga tidak memperlihatkan adanya fokus pembicaraan. Sebaliknya, pertentangan itu tidak dirumuskan dalam kalimat topik.
Di bawah ini terdapat rumusan ide pokok.
Tulislah:
U di samping rumusan yang terlalu umum,
S di samping rumusan yang terlalu sempit,
K di samping rumusan yang kabur,
L di samping rumusan yang layak,
P di samping rumusan yang berisi pengumuman masalah.
Pengembangan Alinea
U di samping rumusan yang terlalu umum,
S di samping rumusan yang terlalu sempit,
K di samping rumusan yang kabur,
L di samping rumusan yang layak,
P di samping rumusan yang berisi pengumuman masalah.
Pengembangan Alinea
Jenis pengembangan alinea :
1. Metode Definisi adalah metode yang memberikan
penjelasan tentang pengertian / definisi suatu hal.
2. Metode Proses adalah metode yang berisi proses
suatu kegiatan.
3. Metode Contoh adalah metode yang berisi
penjelas(contoh) dari penjelas di alinea sebelumnya.
4. Metode Sebab-Akibat/Akibat-Sebab adalah metode
yang berisi sebab dan akibat pada suatu alinea. Bisa terdapat sebab terlebih
dahulu setelah itu akibat atau akibat terlebih dahulu setelah
itu sebab.
5. Metode Umum-Khusus/Khusus-Umum adalah metode
yang berisi penjelasan umum dan khusus pada suatu alinea. Bisa berisi pejelas
umum terlebih dahulu setelah itu khusus atau khusus terlebih dahulu
setelah itu umum.
6. Metode Klasifikasi adalah metode yang berisi
sebuah pernyataan dengan di lengkapi data secara urut.
7. Metode Pembanding/Kontras adalah metode menggambarkan
perbandingan antara dua hal.
III. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan, dan
pembahasan dalam makalah ini, maka dapat ditarik kesimpulan:
1.
Paragraf
atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Paragraf atau alinea biasanya dibuat di baris
baru dengan 5 spasi, sehingga tulisannya terlihat menjorok ke dalam.
2.
Paragraf
terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung.
3.
Syarat-syarat
penyusunan paragraf yang baik itu ada 2, yaitu: kepaduan bentuk[kohesif]
dan kepaduan makna (koheren).
4.
Pembagian
jenis-jenis paragraf dapat di bagi menjadi 2 :
a.
Berdasarkan
posisi kalimat topic yang dibagi menjadi 3, yaitu: paragraf deduksi, induksi,
dan campuran.
b.
Berdasarkan
sifat dan isinya yang dibagi menjadi 4, yaitu: paragraf narasi, deskripsi,
eksposisi, dan argumentasi.
Sumber
: Budiharjo,Syukur dan Gunawan,Berlatih Menyusun Paragraf,
Jakarta: Arya Duta,2010.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1997,Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, Surabaya: Apollo, 1997
Pratama,Aditya Bagus,Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia,Surabaya : Pustaka Media,2012.
http://pradana-arya.blogspot.com/2012/10/alinea-atau-paragraf.html.8-12-2013
http://cahyakpop.blogspot.com/2012/11/pengembangan-alinea-resume-tpi.html
http://mziadilmi.blogspot.com/2013/01/pengertianstrukturtujuanmacam.html
http://yusuf182.wordpress.com/2010/09/04/18/
http://mziadilmi.blogspot.com/2013/01/pengertianstrukturtujuanmacam.html
http://yusuf182.wordpress.com/2010/09/04/18/
Posting Komentar