Unknown

Biografi Chairil Anwar Penyair Indonesia 
             
Chairil Anwar adalah seorang penyair yang berasal dari Indonesia. Chairil Anwar mulai terkenal dalam dunia sastra setelah pemuatan tulisannya di Majalah Nisan pada tahun 1942, saat itu ia baru berusia 20 tahun. Ia juga dikenal sebagai “Si Binatang Jalang” dalam karya-nya, yaitu "Aku".  Ia telah menulis sebanyak 94 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia.


Biodata Chairil Anwar
Nama Lengkap : Chairil Anwar
Tanggal Lahir : 26 Juli 1922
Tempat Lahir : Medan, Indonesia
Pekerjaan : Penyair
Kebangsaan : Indonesia
Orang tua : Toeloes (ayah) dan Saleha (ibu)

Biografi Chairil Anwar
            Chairil Anwar dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922. Ia merupakan anak tunggal dari pasangan Toeloes dan Saleha, ayahnya berasal dari Taeh Baruah. Ayahnya pernah menjabat sebagai Bupati Kabupaten Inderagiri, Riau. Sedangkan ibunya berasal dari Situjug, Limapuluh Kota Ia masih punya pertalian kerabat dengan Soetan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia.

            Sebagai anak tunggal yang biasanya selalu dimanjakan oleh orang tuanya, namun Chairil Anwar tidak mengalami hal tersebut. Bahkan ia dibesarkan dalam keluarga yang terbilang tidak baik. Kedua orang tuanya bercerai, dan ayahnya menikah lagi. Chairil lahir dan dibesarkan di Medan, sewaktu kecil Nenek dari Chairil Anwar merupakan teman akrab yang cukup mengesankan dalam hidupnya. Kepedihan mendalam yang ia alami pada saat neneknya meninggal dunia.

            Chairil Anwar bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi pada masa penjajahan Belanda. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama Hindia Belanda, tetapi dia keluar sebelum lulus. Dia mulai menulis puisi ketika remaja, tetapi tidak satupun puisi yang berhasil ia buat yang sesuai dengan keinginannya.

            Meskipun ia tidak dapat menyelesaikan sekolahnya, tetapi ia tidak membuang waktunya sia-sia, ia mengisi waktunya dengan membaca karya-karya pengarang Internasional ternama, seperti : Rainer Maria Rike, W.H. Auden, Archibald Macleish, Hendrik Marsman, J. Slaurhoff, dan Edgar du Perron. Ia juga menguasai beberapa bahasa asing seperti Inggris, Belanda, dan Jerman.

            Pada saat berusia 19 tahun, ia pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) bersama dengan ibunya pada tahun 1940 dimana ia mulai kenal dan serius menggeluti dunia sastra. Puisi pertama yang telah ia publikasikan, yaitu pada tahun 1942. Chairil terus menulis berbagai puisi. Puisinya memiliki berbagai macam tema, mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme.

            Selain nenek, ibu adalah wanita yang paling Chairil cinta. Ia bahkan terbiasa menyebut nama ayahnya Tulus, di depan sang Ibu, sebagai tanda menyebelahi nasib si ibu. Dan di depan ibunya, Chairil acapkali kehilangan sisinya yang liar. Beberapa puisi Chairil juga menunjukkan kecintaannya pada ibunya.

Dunia Sastra
            Nama Chairil Anwar mulai terkenal dalam dunia sastra setelah pemuatan tulisannya di “Majalah Nisan” pada tahun 1942, pada saat itu dia berusia dua puluh tahun. Namun, saat pertama kali mengirimkan puisi-puisinya di "Majalah Pandji" untuk dimuat, banyak yang ditolak karena dianggap terlalu individualistis. Hampir semua puisi-puisi yang dia tulis merujuk pada kematian. Puisinya beredar di atas kertas murah selama masa pendudukan Jepang di Indonesia yang tidak diterbitkan hingga tahun 1945.

            Salah satu puisinya yang paling terkenal dan sering dideklamasikan berjudul Aku ("Aku mau hidup Seribu Tahun lagi!"). Selain menulis puisi, ia juga menerjemahkan karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia. Dia juga pernah menjadi redaktur ruang budaya Siasat "Gelanggang" dan Gema Suasana. Dia juga mendirikan "Gelanggang Seniman Merdeka" pada tahun 1946.

            Kumpulan puisinya antara lain: Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (1949); Deru Campur Debu (1949), Tiga Menguak Takdir (1950 bersama Seniman Pelopor Angkatan 45 Asrul Sani dan Rivai Apin), Aku Ini Binatang Jalang (1986), Koleksi sajak 1942-1949", diedit oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986); Derai-derai Cemara (1998). Buku kumpulan puisinya diterbitkan Gramedia berjudul Aku ini Binatang Jalang (1986).

            Karya-karya terjemahannya adalah: Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948, Andre Gide); Kena Gempur (1951, John Steinbeck). Karya-karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman dan Spanyol antara lain “Sharp gravel, Indonesian poems”, oleh Donna M. Dickinson (Berkeley, California, 1960); “Cuatro poemas indonesios, Amir Hamzah, Chairil Anwar, Walujati” (Madrid: Palma de Mallorca, 1962); Chairil Anwar: Selected Poems oleh Burton Raffel dan Nurdin Salam (New York, New Directions, 1963); “Only Dust: Three Modern Indonesian Poets”, oleh Ulli Beier (Port Moresby [New Guinea]: Papua Pocket Poets, 1969).

            Ketika menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta, Chairil jatuh cinta kepada Sri Ayati tetapi hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Kemudian ia memutuskan untuk menikah dengan Hapsah Wiraredja pada 6 Agustus 1946. Mereka dikaruniai seorang putri bernama Evawani Alissa, namun karena masalah kesulitan ekonomi, mereka berdua akhirnya bercerai pada akhir tahun 1948.

Puisi "Aku"
            Chairil Anwar pertama kali membaca "AKU" di Pusat Kebudayaan Jakarta pada bulan Juli 1943. Hal ini kemudian dicetak dalam Pemandangan dengan judul "Semangat", sesuai dengan dokumenter sastra Indonesia, HB Jassin, ini bertujuan untuk menghindari sensor dan untuk lebih mempromosikan gerakan kebebasan. "AKU" telah pergi untuk menjadi puisi Anwar yang paling terkenal.

"Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Akhir Hayat"

Karya-karya yang Membahas Mengenai Chairil Anwar
  1. Chairil Anwar: memperingati hari 28 April 1949, diselenggarakan oleh Bagian Kesenian Djawatan Kebudajaan, Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan (Djakarta, 1953)
  2. Boen S. Oemarjati, "Chairil Anwar: The Poet and his Language" (Den Haag: Martinus Nijhoff, 1972)
  3. Abdul Kadir Bakar, "Sekelumit pembicaraan tentang penyair Chairil Anwar" (Ujung Pandang: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Ilmu-Ilmu Sastra, Fakultas Sastra, Universitas Hasanuddin, 1974)
  4. S.U.S. Nababan, "A Linguistic Analysis of the Poetry of Amir Hamzah and Chairil Anwar" (New York, 1976)
  5. Arief Budiman, "Chairil Anwar: Sebuah Pertemuan" (Jakarta: Pustaka Jaya, 1976).
  6. Robin Anne Ross, Some Prominent Themes in the Poetry of Chairil Anwar, Auckland, 1976
  7. H.B. Jassin, "Chairil Anwar, pelopor Angkatan '45, disertai kumpulan hasil tulisannya", (Jakarta: Gunung Agung, 1983)
  8. Husain Junus, "Gaya bahasa Chairil Anwar" (Manado: Universitas Sam Ratulangi, 1984)
  9. Rachmat Djoko Pradopo, "Bahasa puisi penyair utama sastra Indonesia modern" (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985)
  10. Sjumandjaya, "Aku: berdasarkan perjalanan hidup dan karya penyair Chairil Anwar (Jakarta: Grafitipers, 1987)
  11. Pamusuk Eneste, "Mengenal Chairil Anwar" (Jakarta: Obor, 1995)
  12. Zaenal Hakim, "Edisi kritis puisi Chairil Anwar" (Jakarta: Dian Rakyat, 1996)
  13. Drama Pengadilan Sastra Chairil Anwar karya Eko Tunas, sutradara Joshua Igho, di Gedung Kesenian Kota Tegal (2006)
Akhir Hayat
            Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi dengan kondisi fisiknya. Sebelum menginjak usia 27 tahun, sejumlah penyakit telah menimpanya. Chairil meninggal dalam usia muda di Rumah Sakit CBZ (sekarang Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo), Jakarta pada tanggal 28 April 1949, penyebab kematiannya tidak diketahui pasti. Ia dimakamkan sehari kemudian di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. 

            Menurut catatan rumah sakit tersebut, ia dirawat karena tifus. Meskipun demikian, ia sebenarnya sudah lama menderita penyakit paru-paru dan infeksi yang menyebabkan dirinya makin lemah, sehingga timbullah penyakit usus yang membawa kematian dirinya yakni ususnya pecah. Tapi, menjelang akhir hayatnya ia menggigau karena tinggi panas badannya, dan di saat dia insaf akan dirinya dia mengucap, "Tuhanku, Tuhanku...".

            Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari masa ke masa. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar. Kritikus sastra Indonesia asal Belanda, A. Teeuw menyebutkan bahwa "Chairil telah menyadari akan mati muda, seperti tema menyerah yang terdapat dalam puisi berjudul Jang Terampas Dan Jang Putus".

Unknown


RINGKASAN ISI
• Pengertian paragraf atau alinea
                Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Paragraf atau alinea biasanya dibuat di baris baru dengan 5 spasi, sehingga tulisannya terlihat menjorok ke dalam.
                 Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan yaitu kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan. Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf,Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf.Pada umumnya alinea terdiri atas lebih dari satu kalimat. Atau dapat dikatakan bahwa alinea pada umumnya terdiri atas beberapa kalimat.
• Struktur paragraf
                Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama.
• Syarat-syarat paragraf
1.          Kohesif (Kepaduan Bentuk), tipe ini mengandung satu topik atau gagasan pokok dan tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut.
2.          Koheren (kepaduan makna), adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia.
 Jenis Paragraf Berdasarkan Posisi Kalimat Topik :
a.       Paragraf Deduksi, Paragraf deduksi selalu mempunyai pikiran  utama yang dinyatakan  dalam kalimat utama yang terletak di awal paragraf.
b.      Paragraf Induksi, paragraf ini selalu mempunyai pikiran utama  yang dinyatakan dalam kalimatutama yang terletak di akhir paragraf.
c.        Paragraf Campuran, merupakan gabungan paragraf deduksi dan paragraf induksi, sehingga paragraf ini mempunyai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat utama yang terletak di awal dan di akhir paragraf.
• Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya :
a.       Paragraf Narasi, paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolalah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu.
b.      Paragraf Deskripsi, adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci.
c.       Paragraf Eksposisi,  adalah paragraf yang memaparkan suatu hal atau objek.
d.      Paragraf Argumentasi,  adalah paragraf yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan data/fakta sebagai alasan
PARAGRAF ATAU ALINEA
I.       PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
                Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraf, paragraf merupakan sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
                Dalam membuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan antara paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat.Disini kita di tuntut agar mampu membuat suatu paragraf dengan baik dan benar sesuai dengan kaedah-kaedahnya.
B.      Rumusan  Masalah
·         Pengertian paragraf atau alinea.
·         Bagaimana struktur paragraf?
·         Bagaimana syarat-syarat paragraf yang baik?
·         Jenis-jenis paragraf.

C.      Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan makalah:
·         Menjelaskan pengertian paragraf
·         Menjelaskan bagaimana struktur  paragraf
·         Menjelaskan bagaimana syarat-syarat paragraf yang baik
·         Menjelaskan jenis-jenis paragraph

D.      Manfaat penulisan
·         Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pengertian paragraf
·         Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang struktur  paragraf
·         Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang syarat-syarat paragraf yang baik
·         Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang jenis-jenis paragraf






II.    PEMBAHASAN
A.      Paragraf
                Paragraf adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Paragraf biasanya dibuat di baris baru dengan 5 spasi, sehingga tulisannya terlihat menjorok ke dalam. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan. Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
                Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan. 
Fungsi paragraf, adalah sebagai berikut ini:
  • Yang pertama mengekspresikan gagasan yang tertulis dengan memberikan bentuk suatu pikiran dan juga perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
  • Yang kedua untuk menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran juga.
  • Yang ketiga untuk memudahkan pengorganisasian gagasan bagi yang menulis dan memudahkan pemahaman bagi yang mbacanya.
  • Yang keempat memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan unit pikiran yang lebih kecil.
  • Yang kelima untuk memudahkan pengendalian variable, terutama pada karangan yang terdiri dari beberapa variabel.
Ciri-ciri paragraf, diantaranya sebagai berikut ini:
  • Yang pertama kalimat pertamanya bertakuk/letaknya agak dalaman, ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan yang biasa.
  • Lalu yang kedua paragraf memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
  • Yang ketiga setiap paragraf memakai sebuah kalimat topik dan juga selebihnya merupakan kalimat pengembang yang mempunyai fungsi menjelaskan, menguraikan ataupun menerangkan pikiran utama yang terdapat dalam kalimat topik.
  • Dan yang keempat paragraf memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat tersebut berisi mengenai detail-detail kalimat topik. Paragraf bukanlah kumpulan kalimat topik. Paragraf hanya berisikan satu kalimat topik dan juga beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi mengenai detail yang sangat spesifik serta tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.
Fungsi paragraf, adalah sebagai berikut ini:
  • Yang pertama mengekspresikan gagasan yang tertulis dengan memberikan bentuk suatu pikiran dan juga perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
  • Yang kedua untuk menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran juga.
  • Yang ketiga untuk memudahkan pengorganisasian gagasan bagi yang menulis dan memudahkan pemahaman bagi yang mbacanya.
  • Yang keempat memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan unit pikiran yang lebih kecil.
  • Yang kelima untuk memudahkan pengendalian variable, terutama pada karangan yang terdiri dari beberapa variabel.
Struktur paragraf
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama.
Ciri kalimat topik :
a.       Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut
b.      Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
c.       Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
d.      Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
Ciri kalimat pendukung :
a.       Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
b.      Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea
c.       Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat transisi
d.      Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topik
Jenis-jenis Paragraf
1.       Jenis Paragraf Berdasarkan Posisi Kalimat Topik
a.       Paragraf Deduksi
Paragraf deduksi selalu mempunyai pikiran  utama yang dinyatakan  dalam kalimat utama yang terletak di awal paragraf. Kalimat utama yang terletak di awal paragraf itu merupakan kalimat pernyataan penting. Kalimat-kalimat berikutnya di dalam paragraf merupakan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi dalam menjelaskan pikiran utama yang tampak pada kalimat utama.
b.      Paragraf Induksi
Paragraf Induksi selalu mempunyai pikiran utama  yang dinyatakan dalam kalimatutama yang terletak di akhir paragraf. Kalimat ini merupakan kalimat pernyataan penting atau merupakan kalimat-kalimat penjelas yang berisi pelajaran yang mendukung pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat utama.
c.       Paragraf Campuran
Paragraf campuran merupakan gabungan paragraf deduksi dan paragraf induksi, sehingga paragraf ini mempunyai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat utama yang terletak di awal dan di akhir paragraf. Kalimat utama pada akhir paragraf merupakan pengulangan kembali kalimat utama pada awal paragraf. Sedangkan kalimat-kalimat  lainnya di dalam paragraf merupakan kalimat penjelas.
2.       Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
a.       Paragraf Narasi
Paragraf  narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolalah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga unsure utama yakni tokoh-tokoh,kejadian, dan latar atau ruang dan waktu.
Contoh:
Sebagai seorang wartawan budaya, Herlita memang ditugaskan untuk meliput pameran patung-patung dari Ganje, sebuah kota di Irian Barat Laut yang letaknya tidak jauh dari kota Bakau, bekas wilayah Azerbaijan,Soviet. Herlita telah lama mendengar bahwa patung-patung dari Ganje banyak memendam hal-hal ajaib dan mengandung unsur-unsur magis. Misalnya saja, Herlita tahu bahwa menurut legenda, patung-patung dari Ganje tidak dibuat oleh tangan manusia tapi oleh angin yang mengabulkan permintaan batu-batu untuk membuatnya lebih berbentuk.
b.      Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci.
Contoh:
Pada malam hari, pemandangan rumah terihat begitu eksotis. Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul daru seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang bersinar menmbah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah.
c.       Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan suatu hal atau objek.
 Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisiona lmengeluhkan dampak pemberitaanmengenai impor daging illegal. Sebab, hamper seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini kian melejit sehingga harganya meningkat.
d.      Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan data/fakta sebagai alasan.
Contoh:
Mengembangkan hubungan positif dengan orang lain sebenarnya bertujuan pada satu hal : Anda harus menjadi seorang pengamat manusia. Bila anda benar-benar mampu mengerti manusia atau orang, tahu akan ketakutan, harapan, impian mereka, maka anda akan memiliki kemampuan mengembangkan hubungan tersebut. Bicaralah dengan orang-orang. Dengarkanlah keinginan hati mereka. Tentu saja anda harus membaca buku dan mendengarkan pita kaset--raihlah apa yang anda peroleh dari kebijakan orang lain namun jangan abaikan bergaul dengan orang lain dan pelajarilah tabiat mereka. Ini adlah satu gaya hidup yang harus dikembangkan, bukan satu studi ilmiah.
B.      Alinea
Pengertian Alinea
Alinea adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat dari sudut pandang komposisi, alinea sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab karangan formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri atas satu alinea. Jadi, tanpa kemampuan menyusun alinea tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

Macam-Macam Alinea
Macam-macam alinea itu ada tiga yaitu :
1. Alinea Pembuka
Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.

2. Alinea Isi
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.

3. Alinea Penutup
Alinea penutup merupakan alinea-alinea yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau karangan. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.

Untuk menciptakan sebuah wacana atau karangan yang baik diperlukan ketiga aspek tersebut agar para pembaca dapat membaca dan mengerti arti dari wacana atau karangan yang kita buat. Selain itu kita harus membaca terlebih dahulu wacana atau karangan yang kita buat agar kita tahu dimana letak kesalahan kita supaya kita dapat memperbaiki tau merevisi karangan kita sebelum dibaca oleh banyak orang.
Syarat-syarat alinea
1.       Kohesif (Kepaduan Bentuk)
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
Contoh:
Pada masa orde baru, masyarakat dan media massa tidak bebas manyampaikan dan menerima informasi secara terbuka. Dalam kurun waktu yang cukup panjang dan membosankan itu, banyak sekali pemberedelan pers, pencabutan SIT, dan pembatalan SIUPP sebagai wujud budaya komunikasi politik yang memakai mode top-down itu.
2.       Koheren (kepaduan makna)
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koheren, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.


Contoh:
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin, baru kita gunakan untuk memebersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan ber seri-seri.

Macam dan Cara Menempatkan Kalimat Topik
Ada empat jenis kesalahan yang sering dijumpai dalam merumuskan kalimat topik. Pertama, rumusan kalimat topik yang berupa pernyataan topik atau masalah yang akan dibicarakan. Rumusan itu berujud pengumuman tentang masalah yang dibahas dalam paragraf. Contoh rumusan ini tampak seperti di bawah ini.
1.       Di bawah ini dibahas penyebab demoralisasi.
2.       Pada bagian ini akan dibicarakan gelombang kriminal di lota besar.
3.       Generasi bayi tabung merupakan pokok masalah yang akan disajikan pada bagian ini.
4.       Bagian ini menguraikan masalah debirokratisasi di negara-negara berkembang.
Contoh-contoh kalimat di atas merupakan contoh yang berupa pernyataan topik. Kalimat topik semacam itu hendaknya diubah dengan memberi pembatas yang sesuai. Kalimat topik yang demikian tidak banyak membantu dalam memilih kalimat penjelas.
Kedua, kalimat topik terlalu luas.Kalimat topik yang luas itu sangat cocok sebagai rumusan tesis sebuah karangan. Rumusan kalimat topik paragraf yang terlalu luas akan mempersulit dalam mempertahankan keutuhan paragraf. Selain itu, kalimat topik yang demikian itu juga mempersulit dalam mencari ide penjelasnya, karena memerlukan penjelas yang tidak sedikit. Contoh rumusan kalimat topik yang terlalu luas itu dapat dilihat di bawah ini.
1.       Kriminal merupakan masalah utama di kota besar.
2.       Generasi bayi tabung mampu mengubah sejarah kemanusiaan.
3.       Orang tuaku berpengaruh besar dalam seluruh kehidupanku.
4.       Pembaharuan politik Indonesia yang dilakukan pemerintah tidak disetujui DPR.
Rumusan kalimat topik seperti di atas terlalu luas bila untuk menulis paragraf. Rumusan kalimat itu sangat cocok untuk menulis karangan besar, misalnya buku atau artikel. Oleh sebab itu, kalimat topik yang demikian itu hendaknya dihindari dalam paragraf.
Ketiga, rumusan kalimat topik terlalu sempit. Kalimat topik yang terlalu sempit tidak memberi kesempatan untuk memberi ruang gerak dalam memilih ide penjelas. Akibatnya, tidak ada ide penjelas yang dapat mendukung ide pokoknya. Kalimat topik itu akan berdiri sendiri tanpa kalimat pendukung. Kalimat topik yang demikian itu sering dikatakan berakhir dengan kematian. Artinya, kalimat topik itu sudah tidak mungkin diterangkan lagi. Rumusan kalimat topik yang sempit itu seperti contoh di bawah ini.
1.       Orang tuaku hanya mempunyai seorang anak.
2.       Baju yang kupakai merah muda.
3.       Kucingku berwarna hitam.
4.       Aku kemarin membaca buku Sejarah Indonesia.
Rumusan kalimat topik yang demikian itu termasuk rumusan yang terlalu sempit. Kalimat topik yang demikian itu terlalu khusus, sehingga tidak ada penjelas yang perlu menjelaskannya. Oleh sebab itu, kalimat topik yang demikian itu harus dihindari, agar paragraf tidak berakhir dengan kematian penjelas.
Keempat, rumusan kalimat topik kabur. Rumusan yang kabur dapat menimbulkan bermacam-macam tafsiran makna. Rumusan kalimat topik yang kabur biasanya menampilkan dua hal atau lebih yang bertentangan (kontroversial). Karena bertentangan itulah rumusan itu dapat menimbulkan berbagai masalah. Contoh rumusan yang demikian itu dapat diperiksa di bawah ini.
1.       Bayi tabung mempunyai banyak keuntungan, tetapi dapat mendatangkan banyak masalah.
2.       Orang tuaku sering membantu dalam memecahkan masalah studiku, meskipun aku tak mengharapkannya.
3.       Pencurian sepeda motor merupakan tantangan polisi, tetapi polisi banyak memperoleh keuntungan.
Rumusan kalimat topik di atas kabur. Dalam kalimat itu terdapat dua hal yang bertentangan, sehingga tidak memperlihatkan adanya fokus pembicaraan. Sebaliknya, pertentangan itu tidak dirumuskan dalam kalimat topik.
Di bawah ini terdapat rumusan ide pokok. Tulislah:
U di samping rumusan yang terlalu umum,
S di samping rumusan yang terlalu sempit,
K di samping rumusan yang kabur,
L di samping rumusan yang layak,
P di samping rumusan yang berisi pengumuman masalah.

Pengembangan Alinea

Jenis pengembangan alinea :
1.       Metode Definisi adalah metode yang memberikan penjelasan tentang pengertian / definisi suatu hal.
2.       Metode Proses adalah metode yang berisi proses suatu kegiatan.
3.       Metode Contoh adalah metode yang berisi penjelas(contoh) dari penjelas di alinea sebelumnya.
4.       Metode Sebab-Akibat/Akibat-Sebab adalah metode yang berisi sebab dan akibat pada suatu alinea. Bisa terdapat sebab terlebih dahulu  setelah itu akibat  atau akibat terlebih dahulu  setelah itu sebab.
5.       Metode Umum-Khusus/Khusus-Umum adalah metode yang berisi penjelasan umum dan khusus pada suatu alinea. Bisa berisi pejelas umum terlebih dahulu  setelah itu khusus atau khusus terlebih dahulu  setelah itu umum.
6.       Metode Klasifikasi adalah metode yang berisi sebuah pernyataan dengan di lengkapi data secara urut.
7.       Metode Pembanding/Kontras adalah metode menggambarkan perbandingan antara dua hal. 



III.    PENUTUP
A.      Kesimpulan
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan, dan pembahasan dalam makalah ini, maka dapat ditarik kesimpulan:
1.       Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Paragraf atau alinea biasanya dibuat di baris baru dengan 5 spasi, sehingga tulisannya terlihat menjorok ke dalam.
2.       Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung.
3.       Syarat-syarat penyusunan paragraf yang baik itu ada 2, yaitu:  kepaduan bentuk[kohesif] dan kepaduan makna (koheren).
4.       Pembagian jenis-jenis paragraf dapat di bagi menjadi 2 :
a.       Berdasarkan posisi kalimat topic yang dibagi menjadi 3, yaitu: paragraf deduksi, induksi, dan campuran.
b.      Berdasarkan sifat dan isinya yang dibagi menjadi 4, yaitu: paragraf narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.


Sumber : Budiharjo,Syukur dan Gunawan,Berlatih Menyusun Paragraf, Jakarta: Arya Duta,2010.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1997,Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, Surabaya: Apollo, 1997
Pratama,Aditya Bagus,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,Surabaya : Pustaka Media,2012.
http://pradana-arya.blogspot.com/2012/10/alinea-atau-paragraf.html.8-12-2013
 Budiharjo,Syukur dan Gunawan,Berlatih Menyusun Paragraf [Jakarta : Arya Duta,2010]71.
http://cahyakpop.blogspot.com/2012/11/pengembangan-alinea-resume-tpi.html
http://mziadilmi.blogspot.com/2013/01/pengertianstrukturtujuanmacam.html
http://yusuf182.wordpress.com/2010/09/04/18/