Unknown
Produk Nasional Neto
Pengertian PNN (Produk Nasional Netto)
Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP) yaitu
Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam periode tertentu, biasanya satu tahun setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan penggantian barang modal (replacement)

Rumus PNN:
PNN = PNB – (Penyusutan + Pengantian Barang Modal)

Pendapatan Nasional Neto (PNN) atau Pendapatan Nasional (PN) atau Net National Income (NNI) yaitu Jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat dalam kurun waktu satu tahun setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Contoh pajak tidak langsung:  pajak penjualan, pajak impor, bea ekspor, cukai, pajak pertambahan nilai (PPN),  dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM)

PN = PNB – Pajak tidak langsung + Subsidi

Sumber :  
Soekirno,Sadono .2004. Teori Pengantar Makroekonomi.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


Unknown
Produk Domestik Bruto
Produk domestik bruto
 Definisi PDB(Produk Domestik Bruto) PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan. PDB Nominal (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Berlaku) merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan) mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas) Analisa Mekanisme (kinerja) Ekonomi Nasional berdasar PDB melalui 3 pendekatan,yaitu :
1. Pendekatan Produksi
2. Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan
3. Pendekatan Pendapatan

1.Pendekatan Produksi
Pendekatan Produksi (Production Approach) Adalah total nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi dengan menggunakan faktor produksi dalam suatu negara, dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun GDP = Q = S qi pi dimana Q adalah GDP q adalah output p adalah harga i adalah komoditi Pendekatan produksi diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) dari semua sektor produksi. Lalu, besarnya nilai produksi diperoleh dari mana ? Besarnya nilai produksi (angka-angka PDB) diperoleh dari : nilai tambah (value added) dari berbagai jenis barang & jasa ! yaitu sesuai dengan ISIC (International Standard Industrial Classification) sektor industri dapat diklasifikasikan menjadi 11 sektor industri, yg biasanya terbagi mjd 3 kelompok besar :
1.Sektor Primer
2.Sektor Sekunder
3.Sektor Tersier Besarnya ‘value added’ tiap sektor, yi : VAs = OPs - IPs
Sedangkan nilai PDB-nya diperoleh dengan : PDB = VAsp + VAss + VAst Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi diperoleh dengan menjumlahkn nilai tambah bruto (gross value added) dan semua sektor produksi. Penggunaan konsep nilai tambah dilakukan guna menghindari terjadinya perhitungan ganda (double-count). Sebagai contoh kita tidak akan memasukkan seluruh harga sebuah pakaian ke dalam perhitungan pendapatan nasional dan kemudian juga memasukkan kain, benang , ataupun kapas sebagai bagian dari perhitungan pendapatan nasional. Komponen-komponen pakaian, seperti kain, benang, ataupun kapas merupakan barang antara (intermediary goods) yang tidak dimasukkan dalam perhitungan dalam komponen perhitungan pendapatan nasional. Jadi, yang dimaksudkan dalam perhitungan pendapatan nasional hanya barang jadi atau barang siap pakai (final goods).
2.Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan
 Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) Adalah total pengeluaran (pembelanjaan) yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun Pelaku Ekonomi Pembelanjaan - Rumah Tangga Konsumsi (C) - Perusahaan Investasi (I) - Pemerintah Peng. Pem. (G) - Luar Negeri Ekspor-Impor (X-M) Perhitungan dilakukan dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari unit/komponen2 ekonomi, yaitu: Konsumsi Rumah Tangga (RT)=C Perusahaan, berupa investasi/pembentukan modal bruto =I Pengeluaran Pemerintah (konsumsi/belanja pemerintah) =G, Expor – Impor =( X – M ) Dalam Keseimbangan Perekonomian Nasional, sering di formulasikan dalam persamaan sbb: PDB = C + I + G + ( X – M).
3. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Adalah total balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang terlibat dalam proses produksi. Faktor Produksi Balas Jasa - Tenaga Kerja Upah-gaji (w) - Modal - uang Bunga (i) - Tanah Sewa (r) - Kewirausahaan Keuntungan (p) GDP =Y = w + i + r + p diperoleh dengan cara menghitung jumlah balas jasa bruto (blm dipotong pajak) / hasil dari faktor produksi yang digunakan PDB = sewa + upah + bunga + laba Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha. Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.
Besarnya output nasional merupakan gambaran tentang masalah-masalah struktural yang dihadapi perekonomian.
1.                          PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product) Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan· Besarnya output nasional merupakan sebuah alat ukur produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara. · Besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang ada dalam perekonomian.


Unknown
Produk Nasional Bruto
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) adalah nilai seluruh barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sesuatu perekonomian dalam suatu periode tertentu (Dobrnbusch : 1981). Produk Nasional Bruto (GNP) adalah pendapatan nasional yang dihitung dengan mengeluarkan faktor pendapatan dari warga negara asing yang berdomisili di negara tersebut dan hanya menghitung nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh orang yang bekewarganegaraan negara tersebut saja. Thompson (1980 : 804) mengatakan bahwa ahli ekonomi cendererung untuk mengukur pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan GNP riil perkapita. GNP riil perkapita diperoleh dengan membagi GNP riil dengan jumlah penduduk. GNP riil perkapita mengukur jumlah rata-rata keseluruhan output yang diperoleh oleh setiap penduduk. Dengan demikian kenaikan GNP riil perkapita berarti kenaikan standar hidup masyarakat (standar hidup lebih tinggi).
            Tolak ukur yang biasa dipakai untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara diantaranya adalah pendapatan nasional, produk nasional, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga dan posisi neraca pembayaran luar negeri. Pendapatan Nasional (National Income) adalah merupakan salah satu tolok ukur yang sangat penting dalam menganalisis dan mengatasi masalah-masalah ekonomi makro yang dihada­pi masyarakat sesuatu negara. Dalam  menghitung pendapatan nasional terdapat tiga metode yang dapat digunakan yakni:
            1. Metode produksi (Production Approach)
            2. Metode pendapatan (Income Approach)
            3. Metode pengeluaran (Expenditure Approach)
            Metode Produksi. Penghitungan pendapatan nasional dengan metode produksi ini didasarkan atas jumlah nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan sesuatu masyarakat atau  negara dalam satu tahun. Semua nilai hasil akhir barang dan jasa tersebut dijumlahkan. Apabila jumlah produk ke 1 kita tandai dengan Q1, produk ke 2 kita tandai dengan Q2, dan seterusnya hingga produk ke n kita tandai dengan Qn, sedangkan di lain pihak harga satuan produk kita tandai dengan P1, harga satuan produk ke 2 kita tandai dengan P2, dan seterusnya hingga satuan produk ke n yang kita tandai dengan Pn, maka dalam bentuk persamaan matematika pendekatan produk akan kita dapatkan:  NI = P1Q1 + P2Q-2 + ..... + PnQn
atau     NI =
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqjaSFuVZuG1ndxI8eaUGURS8PZk9RiMuUVJCS6F5CKE2tmjC6mofDVMdrkdEjm5fpmMVBXsPzXbeoGg7IlVIUsVTVbHHxNzoF-IpLoczp0n7BBdTh-jFnN_O4yKhQKUtmij0iSE9p9vy_/s1600/New+Picture.png
yang mempunyai makna bahwa pendapatan nasional atas dasar harga pasar (NI) besarnyasama dengan produk nasional atas dasar harga pasar.
            Metode Pendapatan. Perhitungan pendapatan nasional dengan mengunakan metode pendapatan adalah dengan menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh semua pelaku ekonomi dalam suatu masyarakat atau negara pada periode tertentu. Pendapatan tersebut berupa pendapatan dari sewa, bunga, upah, keuntungan dan lain sebagainya. Angka yang diperoleh dari penghitungan pendapatan nasinal dengan menggunakan metode ini menunjukkan besarnya Pendapatan Nasional (National Income = NI).
Cara pendekatan pendapatan adalah komplemen cara pendekatan pengeluaran, karena sebenarnya cara pendekatan pendapatan bertitik tolak dari pengertian bahwa apa yang dikeluarkan oleh salah satu rumah tangga pasti menjadi penerimaan rumah tangga lain. Dalam perhitungan pendapatan Nasional dengan pendekatan pendapatan ini ada dua hal yang dimasukkan didalamnya walaupun sebenarnya bukan merupakan pendapatan yaitu penyusutan dan pajak tak langsung.
Penyusutan perlu dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasionaal karena penyusutan adalah bagian dari penerimaan perusahaan yang tidak dibagikan pemilik faktor produksi. Pajak tak langsung, yaitu pajak-pajak yang pada dasarnya beban pajaknya dapat digeserkan kepada piha lain  oleh para wajib pajak, seperti pajak penjualan, pajak tontonan, pajak pembangunan, pajak masuk dan sebagainya. Sebenarnya pajak tak langsung hanyalah pemindahan daya beli  dari kantong konsumen (pembayar pajak)  kepada pemerintah yang terjadi pada saat transaksi dilakukan, karena sifat pajak tak langsung adalah demikian, maka pajak tak langsung tidak diterima oleh pemilik faktor produksi, sehingga harus diperhitungkan sendiri.
Metode Pengeluaran. Dalam penghitungan pendapatan nasional dengan metode pengeluaran, adalah dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran sektor ekonomi, yakni dari rumahtangga, perusahaan, pemerintah dan sektor luar negeri pada suatu masyarakat atau negara pada periode tertentu. Angka yang diperoleh dari perhitungan ini menunjukkan besarnya Produk Nasional bruto (Gross National Product = GNP) masyarakat dalam perekonomian negara tersebut. Setiap rumah tangga, baik itu rumah tangga individu, rumah tangga perusahaan maupun rumah tangga pemerintah pasti melakukan pengeluaran untuk membeli semua kebutuhan yang diperlukan. Pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga individu untuk membeli semua kebutuhannya yang diperlukan dapat berupa barang, baik barang habis pakai dan barang tahan lama, maupun jasa. Pengeluaran semua itu disebut konsumsi (C = Comsuption), pengeluaran perusahaan biasanya berupa Investasi (I = Investasi), pengeluaran pemerintah (G = Government Expenditure)
Disamping itu bagi negara yang juga melakukan hubungan ekonomi dengan negara lain, masih terdapat pengeluaran bersih pembelian barang dan jasa oleh orang-orang dan badan-badan asing, pengeluaran tersebut disebut ekspor – impor ( X – M = ekspor di kurangi impor, atau net export).Secara singkat cara pendekatan pengeluaran ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
PNB    = C + I + G + (X  - M)
PNB    = Pendapatan Nasional Bruto
C         = Konsumsi (comsumption)
I           = Investasi (Invesment)
G         = Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure)
X – M  = ekspor dikurangi impor (net export)
Pada cara pendekatan ini pengeluaran yang perlu mendapat perhatian khusus adalah pengeluaran yang berbentuk pengeluaran untuk membeli barang modal atau investasi. Dalam ilmu ekonomi pengeluaran investasi hanya khusus pada pengeluaran rumah tangga perusahaan untuk membeli barang modal baru, sehinga investasi selalu berupa penambahan barang modal riil pada stock barang modal yang sudah ada.
Ketiga cara di atas akan menghasilkan nilai yang sama. Dengan kata lain, GNP = GNI = GNE.
            Sifat-sifat PNB adalah sebagai berikut:
1.      PNB adalah ukuran moneter
PNB tidak memperhitungkan perubahan yang terjadi pada nilai uang karena terjadinya perubahan harga-harga umum. Oleh sebab itu PNB pada tahun tertentu tidak dapat dibandingkan dengan PNB pada tahun lain, karena perubahan yang terjadi disamping menyangkut perubahan jumlah output juga harganya sehingga nilai uang yang digunakan tidak sama besarnya.
2.      PNB hanya memperhitungkan barang-barang dan jasa akhir saja
Barang dan jasa akhir adalah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen dan langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Artinya barang dan jasa itu tidak lagi beredar dipasar untuk diperjual belikan. Barang yang dibeli oleh rumah tangga inividu maupun rumah tangga perusahaan tetapi tidak langsung digunakan sendiri.  Untuk menghindari sesuatu produk dihitung lebih dari satu kali (double counting), dalam perhitungan PNB dipakai cara perhitungan lain yang dikenal dengan nama Cara Nilai Tambah.
Nilai tambah adalah nilai yang ditambahkan pada PNB oleh rumah tangga perusahaan dan terdiri dari penerimaan rumah tangga perusahaan itu dari penjualan barang dan jasanya dikurangi dengan pengeluaran rumah tangga perusahaan tersebut untuk membeli barang dan jasa perusahaan lain (barang antra). Dengan demikian jelaslah bahwa PNB dapat juga dinyatakan sebagai keseluruhan nilai tambah rumah tangga perusahaan yang beroperasi dalam masyarakat selama kurun waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.
3.      PNB tidak menghitung nilai transaksi yang terjadi di pasar (oganized market)
·         Transaksi yang semata-mata menyangkut uang (andil, obligasi dll)
·         Transaksi barang bekas
·         Kualitas produk
·         Waktu luang
·         Ongkos perusakan ekosistem.


Unknown
Disposible Income adalah Personal Income setelah dikurangi pajak langsung (misalnya pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor dan sebagainya). Disposible income merupakan pendapatan yang siap digunakan, baik untuk keperluan konsumsi maupun ditabung.
Rumusan untuk menghitung DI adalah:
DI = PI - Pajak Langsung
Tabungan (saving) yang disimpan di lembaga keuangan resmi (Bank) akan dapat menambah pendapatan nasional karena, saving ini akan dimanfaatkan untuk investasi, lewat investasi inilah pendapatan nasional dapat meningkat.
Jika penjelasan tentang pendapatan nasional kita buat urutan akan terlihat seperti di bawah ini:
GDP > GNP > NNP > NNI > PI > DI
Perbandingan mengenai indikator pendapatan nasional akan lebih jelas bila kita menerapkan dalam angka:
1.   GDP                                                                                      Rp. 100.000,00
  Pendapatan Neto dari LN                                              Rp.   10.000,00  -
2    GNP                                                                                       Rp.   90.000,00
  Depresiasi/Penyusutan                                                  Rp.     5.000,00  -
3.   NNP                                                                                       Rp.   85.000,00
  Pajak tidak langsung                                                      Rp.     3.000,00  -
4.   NNI                                                                                        Rp.   82.000,00
• Laba ditahan   Rp.  7.500
• PPh Persh.      Rp.  2.500
• Iuran Sosial     Rp.  1.000  +
    Rp.    11.000,00 -
5.   PI                                                                                       Rp.    71.000,00
 Pajak Langsung                                                               Rp.      5.000,00 -
6.   DI  ( Disposible Income )                                                 Rp.   66.000,00
 Konsumsi                                                                           Rp.   47.000,00 -
 Tabungan (saving)                                                            Rp.   19.000,00
                      
Sumber :
Eko, Yuli. 2009. Ekonomi  1 : Untuk SMA dan MA Kelas  X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.
Mulyati, sri Nur dan Mahfudz, Agus dan Permana, Leni. 2009. Ekonomi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.


Unknown
Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang.
Laju pertumbuhan penduduk  menggunakan asumsi bahwa pertumbuhan penduduk berlangsung terus-menerus akibat adanya kelahiran dan kematian di setiap waktu.

Rumus laju pertumbuhan penduduk eksponensial adalah sebagai berikut:

    
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEeEW87Tx8EmgF4eHc38BbrduHaAo7wKhMV4mr-dnuufkqb9rzit-Nj5-6nGov5W9VFreTnu1OlPTseQm07MO35L_QNqH_u-AcALk6rOjaJZy-gOn7ljtpx0H52s0ljHbLHb0WotxQ4Y0s/s1600/pertumbuhan+penduduk+eksponensial.png
atau
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJimHIg87UDGDhW1EzOWVuc5PaVWTjD7fx52XD6m8ZA0w282QiQR81CRX6EhWFrkzrtHdyXNODHjakU_CmI6dg5JoY_xCe3rJimbOLM7DpgruDx0516bfk3DRn4c5T9aGa7COd8AYweQJ0/s1600/laju+pertumbuhan+penduduk+eksponensial.png

Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
t =  jangka waktu
r =  laju pertumbuhan penduduk
e = bilangan eksponensial  yang besarnya 2,718281828

Jika nilai r > 0, artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. 

Contoh 1

Pada tahun 2000, jumlah penduduk Kabupaten A adalah 206.730 jiwa. Kemudian pada tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten A menjadi 278.741 jiwa. Berapakah laju pertumbuhan penduduk eksponensial Kabupaten A per tahun?

Jawab:

Diketahui:
Po = 206.730
Pt = 278.741
t = 2010 – 2000 = 10

Sehingga dengan menggunakan rumus laju pertumbuhan penduduk eksponensial di atas bisa diketahui laju pertumbuhan penduduk per tahunnya adalah sebagai berikut.


Sehingga laju pertumbuhan penduduk eksponensial Kabupaten A per tahunnya adalah 0,0299 atau 2,99 persen.
Unknown
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara membandingkan, misalnya untuk ukuran nasional, Gross National Product (GNP), tahun yang sedang berjalan dengan tahun sebelumnya.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori dibangun berdasarkan pengalaman empiris, sehingga teori dapat dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi dan membuat suatu kebijakan. Terdapat beberapa teori yang mengungkapkan tentang konsep pertumbuhan ekonomi, secara umum teori tersebut sebagai berikut:
Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
Teori ini dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
Menurut Werner Sombart pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi tiga tingkatan:
    • Masa perekonomian tertutup
Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai produsen sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi pertukaran barang atau jasa. Masa pererokoniam ini memiliki ciri-ciri:
  1. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri
  2. Setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen
  3. Belum ada pertukaran barang dan jas
    • Masa kerajinan dan pertukangan
Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif akibat perkembangan peradaban. Peningkatan kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Pembagian kerja ini menimbulkan pertukaran barang dan jasa. Pertukaran barang dan jasa pada masa ini belum didasari oleh tujuan untuk mencari keuntungan, namun semata-mata untuk saling memenuhi kebutuhan. Masa kerajinan dan pertukangan memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
  • Meningkatnya kebutuhan manusia
  • Adanya pembagian tugas sesuai dengan keahlian
  • Timbulnya pertukaran barang dan jasa
  • Pertukaran belum didasari profit motive
    • Masa kapitalis
Pada masa ini muncul kaum pemilik modal (kapitalis). Dalam menjalankan usahanya kaum kapitalis memerlukan para pekerja (kaum buruh). Produksi yang dilakukan oleh kaum kapitalis tidak lagi hanya sekedar memenuhi kebutuhanya, tetapi sudah bertujuan mencari laba. Werner Sombart membagi masa kapitalis menjadi empat masa sebagai berikut:
      • Tingkat prakapitalis
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
  1. Kehidupan masyarakat masih statis
  2. Bersifat kekeluargaan
  3. Bertumpu pada sektor pertanian
  4. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri
  5. Hidup secara berkelompok
      • Tingkat kapitalis
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
  1. Kehidupan masyarakat sudah dinamis
  2. Bersifat individual
  3. Adanya pembagian pekerjaan
  4. Terjadi pertukaran untuk mencari keuntungan
·          
o     
      • Tingkat kapitalisme raya
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
  1. Usahanya semata-mata mencari keuntungan
  2. Munculnya kaum kapitalis yang memiliki alat produksi
  3. Produksi dilakukan secara masal dengan alat modern
  4. Perdagangan mengarah kepada ke persaingan monopoli
  5. Dalam masyarakat terdapat dua kelompok yaitu majikan dan buruh
      • Tingkat kapitalisme akhir
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu :
  1. Munculnya aliran sosialisme
  2. Adanya campur tangan pemerintah dalam ekonomi
  3. Mengutamakan kepentingan bersama
Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi empat tahap sebagai berikut:
  1. Masa berburu dan pengembaraan
  2. Masa beternak dan bertani
  3. Masa bertani dan kerajinan
  4. Masa kerajinan, industri, perdagangan
Menurut Karl Bucher, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibedakan menjadi empat tingkatan sebagai berikut:
  1. Masa rumah tangga tertutup
  2. Rumah tangga kota
  3. Rumah tangga bangsa
  4. Rumah tangga dunia
W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul The Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5 (lima) sebagai berikut:
    • Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
  1. Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas.
  2. Belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern
  3. Terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai
    • Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas (the preconditions for take off)
  1. Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses transisi.
  2. Sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industri.
·          
    • Periode Lepas Landas (The take off)
  1. Merupakan interval waktu yang diperlukan untuk emndobrak penghalang-penghaang pada pertumbuhan yang berkelanjutan.
  2. Kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas
  3. Tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat
  4. Investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih dari jumlah pendapatan nasional.
  5. Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat.
·          
    • Gerak Menuju Kedewasaan (Maturity)
  1. Merupakan perkembangan terus menerus daimana perekonoian tumbuh secaa teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi modern.
  2. Investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 % hingga 20 % dari pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat.
  3. Output dapat melampaui pertamabahn jumlah penduduk
  4. Barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri.
  5. Tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau kekuatan industri pad masa take off dengan penerapan teknologi modern
·          
    • Tingkat Konsumsi Tinggi (high mass consumption)
  1. Sektor-sektor industri emrupakan sektor yang memimpin (leading sector) bergerak ke arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa.
  2. Pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan.
  3. Kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi.
  4. Pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi
Teori Klasik dan Neo Klasik[sunting | sunting sumber]
Teori Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output atau hasil. Teori Adam Smith ini tertuang dalam bukunya yang berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.
Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar sampai menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun. Upah tersebut hanya dapat digunakan untuk membiayai taraf hidup minimum sehingga perekonomian akan mengalami kemandegan (statonary state). Teori David Ricardo ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul The Principles of Political and Taxation.
Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif.
Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal tersebut. Teori ini juga membahas tentang pendapatan nasional dan kesempatan kerja
Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
  • Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
  • Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
  • Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
  • Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
  • Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas
Rumus : G =PNBRill I – PNBRillo x 100%
                                    PNBRillo